Mengulik proses beras hitam, dari padi hingga jadi beras yang layak dikonsumsi sangatlah menarik. Karena beras hitam merupakan salah satu komoditas unggul dari Ciletuh Sukabumi, dan dapat dijumpai dengan mudah di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi. Namun sampai saat ini masih perlu proses dalam memperkenalkan beras hitam ini, sehingga bisa dikenal luas oleh masyarakat.
Pada umumnya penduduk Indonesia menjadikan beras putih sebagai makanan pokok sehari-hari. Sedangkan jenis beras lain seperti beras merah dan beras hitam masih menjadi produk premium yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu.
Menurut catatan sejarah, beras ini bukanlah jenis beras baru dalam varietas beras. Jenis beras ini sudah diproduksi terbatas dan dinikmati oleh kalangan bangsawan kerajaan sejak zaman Mataram, sehingga dikenal sebagai beras larangan. Karena termasuk jenis makanan yang dilarang untuk dimakan rakyat biasa. Kelangkaan dan sifatnya yang premium membuat masyarakat luas belum banyak yang mengenalnya.
Namun sejak tahun 2000an, jenis padi beras hitam mulai dikembangkan lagi dan dipasarkan sehingga siapapun dapat turut menikmatinya. Proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras harusterus ditingkatkan. Bahkan kini mulai diekspor hingga Australia dan beberapa negara di Eropa. Berbagai penelitian juga terus dilakukan untuk mendapatkan bibit unggul agar varietas ini dapat dibudidayakan secara luas.
Mengulik proses Beras hitam, dari Karakteristik
Salah satu hal yang membuat produksi beras hitam ini relatif kecil jika dibandingkan dengan beras putih, adalah karena masa tanam yang lebih lama sehingga membutuhkan waktu lebih panjang dari masa tanam hingga panen. Jika beras putih dapat ditanam hingga panen hanya membutuhkan waktu sekitar 90 hari, rata-rata beras hitam membutuhkan masa tanam 130 hari hingga masa panen. Akan tetapi jika tidak sabar untuk menikmati hasil panen sendiri, bisa membelinya di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi.
Selain itu, proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras sampai saat ini harus ditanam dan dirawat secara organik agar menghasilkan gizi maksimal. Pada tahun 2019 lalu, Balitbangtan atau Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mengembangkan jenis beras hitam dari persilangan beras ketan hitam dengan beras pandan wangi Cianjur. Hasil persilangan ini diberi nama beras hitam Jeliteng. Dari hasil penelitian ini diperkirakan setiap hektar area tanam dapat menghasilkan padi beras hitam sebanyak 9.,87 ton.
Dalam bahasa Biologi, beras hitam memiliki nama latin Oryza sativa L. Indica. Meski dari penampilannya berwarna hitam, beras jenis ini pulen ketika dimasak dan memiliki rasa yang khas, wangi, dan enak. Jadi tidak heran jika banyak yang membawa beras hitam dari Ciletuh Sukabumi salah satunya sebagai oleh-oleh. Apalagi ada penelitian dari Nur Hanifah dkk, dalam jurnal Agrista yang terbit pada September 2016, mengungkap data dari persatuan ahli gizi Indonesia bahwa penelitian yang dilakukan terhadap tiga jenis beras menunjukkan beras hitam memiliki kandungan serat paling tinggi jika dibandingkan dengan beras putih dan beras merah.
Kandungan nutrisi beras hitam ada protein 8, karbohidrat 1,3, lemak 76,9 dan serat 20,1 gr. Dibandingkan dengan beras putih yang memiliki kandungan protein 8,4, karbohidrat sebanyak 1,7, lemak 77,1 dan serat hanya 0,2 gr tentu beras hitam memiliki serat yang lebih tinggi. Sedangkan beras merah mengandung protein 7,3, karbohidrat 0,9, lemak 76,2 dan serat sebanyak 0,8 gr. Fakta ini semakin menarik bagi petani yang memproduksi dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras.
Dengan kandungan serat yang luar biasa tersebut, produksi beras merupakan alternatif bagi masyarakat yang sedang mengikuti program diet dan menjadi pilihan terbaik bagi orang-orang yang memiliki riwayat diabetes. Karena kandungan karbohidrat yang rendah akan membantu mengontrol gula darah dan mencukupi kebutuhan serat yang tinggi bagi tubuh. Sehingga sangat aman dijadikan oleh-oleh ketika mengunjungi Geopark Ciletuh Sukabumi.
Selain itu, kandungan antioksidan beras berwarna jauh lebih tinggi daripada beras putih, sehingga untuk konsumsi beras berpigmen, baik beras merah maupun hitam lebih bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit, menyehatkan jantung, bermanfaat untuk detoksifikasi, melancarkan peredaran darah, membantu program diet, menurunkan resiko diabetes dan obesitas, kaya protein dan bebas gluten. Jadi, memang haru terus meningkatkan produksi dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras agar manfaatnya tersebar makin luas.
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc dari Universitas Negeri Sebelas Maret mengadakan penelitian kandungan beras hitam, hasilnya menyatakan bahwa beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen antosianin dan antikolesterol yang tinggi, kandungan pigmen dalam beras merah mencapai 200-400 miligram per 100 gram. Kandungan ini dinilai paling baik diantara jenis beras berpigmen lainnya seperti beras merah.
Beberapa daerah di Pulau Jawa saat ini telah aktif mengembangkan produksi dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras untuk ketahanan pangan nasional. Diantaranya adalah daerah Ciletuh Sukabumi, Jawa Barat. Penjualan beras hitam dari Geopark Ciletuh Sukabumi ini dilakukan baik secara luring maupun daring. Dengan kemasan dua kilogram per bungkus, membuat masyarakat semakin mudah mendapatkannya saat berminat untuk mencoba dan membawanya ke berbagai daerah lain sebagai oleh-oleh.
Mengulik bagaimana proses produksi beras hitam
Ada dua cara menanam padi hitam yang dilakukan oleh petani di Geopark Ciletuh yaitu padi ditanam didarat dan di sawah, untuk didarat sendiri petani lebih menyebutnya padi huma dan hanya bisa dilakukan sekali tanam saja dalam satu tahun diawal musim hujan, sedangkan untuk disawah tergantung dari kondisi air ada yang 2 kali dan ada juga yang 3 kali tanam dalam setahun.
Mengulik proses menanam padi hitam di darat atau di huma
Menanam Padi Hitam didarat atau di Huma membutuhkan proses yang bisa dibilang sangat panjang. Masa panen padi hitam baik di Sawah maupun di Huma memerlukan waktu yang lebih lama dari Padi biasanya.
Untuk didaerah Geopark Ciletuh sendiri Padi Hitam oleh Petani lebih banyak ditanam ditanah daratan atau dihuma memanfaatkan lahan kosong, seperti diperkebunan karet dan lahan-lahan lainnya milik negara yang belum dimanfaatkan dan tidak termasuk hutan lindung, seperti bisa dilihat pada musim-musim panen dijalan-jalan menuju destinasi wisata yang ada diwilayah Geopark Ciletuh Sukabumi.
Mengulik proses menanam padi hitam filahan sawah
Selanjutnya cara kedua menanam padi hitam yaitu dilahan sawah, penanaman diawali dari persiapan benih. Menurut info dari situs Jurus Tani, sebelum ditanam bibit padi harus dijemur selama kurang lebih 1 jam. Siapkan juga pupuk organik cair sebanyak 1 tutup botol yang dilarutkan dengan 5 liter air. Setelah dijemur, benih padi tersebut direndam dalam cairan pupuk. Untuk lima liter air pupuk dapat digunakan untuk merendam 3,5 kg benih padi. Proses rendam ini dilakukan selama 12 jam, sekaligus proses sortir terhadap benih yang buruk. Setelah 12 jam, benih padi ditiriskan dan diperam dalam karung yang tertutup selama 2-3 hari, hingga berkecambah.
Setelah benih berkecambah, benih tersebut mulai disemaikan di lahan yang sama seperti semaian padi beras putih. Lahan semaian perlu dijaga agar tetap basah dan ketinggian air sekitar 1 cm dari permukaan tanah. Pemupukan dapat dilakukan pagi ketika matahari mulai tinggi atau sore sebelum matahari tenggelam. Ini perlu dilakukan untuk memaksimalkan kualitas produksi dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras nantinya.
Sementara menunggu semaian benih siap, lahan penanaman perlu disiapkan dan diamkan selama sekitar 1 pekan. Selain didiamkan, lahan perlu diberi pupuk Urea, NPK, Dolomit, dan Organik padat untuk disebar pada lahan, sebagai bahan cadangan makanan dan nutrisi tanaman. Setelah semua siap, penanaman dilakukan dengan jarak antar tanaman sekitar 60 cm. Jika ada benih yang tidak tumbuh dengan baik, penyulaman dapat dilakukan sampai maksimal 7 hari setelah tanam.
Pemupukan dapat mulai dilakukan setelah benih berusia 7 hari setelah tanam. Pemeliharaan tanaman dari hama dapat dilakukan seperti memelihara padi jenis lain. Beberapa petani menanam pohon bunga kenikir di sekitar area penanaman untuk mengusir dan mencegah walang sangit menyerang tanaman sehingga kapasitas produksi dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras dapat hasil maksimal.
Panen padi dapat dilakukan sekitar 20-35 hari setelah berbunga merata. Perlu diperhatikan warna padi, jika mulai kuning berarti sudah waktunya dipanen. Waktu panen juga perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas padi dan beras. Jika warna kuning pada padi sudah merata sekitar 90%an kadar air diukur dengan moisture tester menunjukkan angka 22-26% maka tanda padi siap dipanen.
Cuaca pada saat panen perlu diusahakan sedang cerah agar memudahkan proses pemeliharaan gabah berkualitas. Setelah dipanen, tangkai padi diikat dan dijemur di bawah terik matahari sampai kering. Pada proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras waktu digilingan, jika beras putih perlu digiling beberapa kali untuk menghilangkan kulit ari, sedangkan beras hitam hanya perlu memecah kulit gabah atau yang biasa disebut sekam.
Penggilingan padi dapat dilakukan dengan mesin yang sama seperti mesin penggiling padi beras putih. Pada prinsipnya penggilingan padi beras hitam lebih praktis karena hanya perlu satu kali proses penggilingan. Namun jika masih banyak gabah atau biji padi yang belum pecah, maka pertanda gabah belum kering sempurna dan perlu penggilingan ulang setelah dijemur dan dipastikan kering.
Sampai saat ini produksi dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras terus ditingkatkan. Selain untuk kebutuhan pangan lokal, juga untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional. Beras hitam dari Ciletuh Sukabumi contohnya, selain dipasarkan di daerah sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan pangan, juga dijual secara daring sehingga masyarakat di wilayah lain dapat ikut merasakannya. Permintaan pasar beras hitam sementara ini paling banyak dari daerah Jakarta, Depok, Bekasi dan Bogor. Selain itu produk beras hitam wilayah ini dijual di Geopark Ciletuh dan menjadi ciri khas oleh-oleh dari sana.
Mengulik cara mengolah beras hitam
Cara memasak dan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras serta siap disantap sebagai nasi hampir sama dengan beras putih. Namun karena masih adanya kulit ari yang menempel, secara otomatis jenis beras ini lebih tebal jika dibandingkan dengan beras putih. Oleh karena itu, sebelum dimasak beras hitam perlu direndam beberapa waktu. Setelah direndam sekitar 1-2 jam bisa dimasak seperti memasak beras biasa. Ketika memasak membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan beras putih.
Proses yang lebih panjang dan lebih menuntut kesabaran ini sebanding dengan hasilnya. Nasi beras hitam akan terasa pulen, wangi, dan enak ketika dimasak dengan baik dan benar. Sebagian orang menjadikan beras hitam ini bukan sebagai pengganti nasi putih, namun sebagai kudapan. Karena dapat dinikmati dengan cara memasaknya seperti memasak nasi pada umumnya, lalu diberi parutan kelapa dan garam. Cita rasa gurih yang dihasilkan akan menggugah makan dan membuat perasaan ingin menambah lagi.
Mengulik proses beras hitam dari padi hingga menjadi beras yang bisa dimasak kemudian bisa disantap tentunya membutuhkan waktu dan tenaga, sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Mengulik proses beras hitam memerlukan pendekatan bersama para petani sehingga tahu lebih mendetil tentang prosesnya.
Setelah mengulik proses beras hitam dari padi hingga bisa dimakan, apakah tertarik untuk mencicipi gurihnya beras hitam sebagai pengganti nasi, atau barangkali tertarik untuk mencoba kudapan beras jenis ini? Untuk mendapatknya sangat mudah, tinggal akses marketplace dan masukkan kata kunci beras hitam Geopark Ciletuh Sukabumi, maka dapatlah si beras hitam kaya manfaat tersebut. Selain itu, jika ingin tahu tempat produksidan proses dari beras hitam sendiri dari padi sampai jadi beras dapat langsung berkunjung ke Geopark Ciletuh sembari menikmati alamnya yang luar biasa. Selamat mencoba.