Mak Popon Gondang – Mak popon adalah seorang wanita yang terlahir dengan nama Popon, lahir Pada tanggal 18 bulan Mei tahun 1960, beliau lahir dari pasangan Ayah yang bernama Bapak Iting (Almarhum) dan ibu Omo (Almarhumah).
Beliau anak ke lima dari sembilan bersaudara, Mak Popon juga memiliki suami yang bernama bapak Yatma (Almarhum), beliau memiliki delapan orang anak, enam orang diantaranya anak laki-laki, dan dua orang Perempuan.
Bakat seni mak popon sejak kecil sudah terlihat, beliau mewarisi bakat seni tersebut dari kedua orang tuanya. Di usia 17 tahun Mak Popon sudah menguasai permainan alat musik Tradisional Halu dan Lisung, dalam hal tarik suara juga dikuasai oleh Mak Popon, selain dari pada itu Mak Popon juga mempelajari Sawer panganten, Buka pintu, Kidung dan Beluk.
Karna beliau benar – benar menguasai hal itu, maka beliau sering dipercaya untuk mengisi dalam setiap acara hajatan, baik dilingkungan maupun diluar lingkungannya. Dan satu lagi yang menjadi keistimewaan dari Mak Popon adalah, beliau mampu mengarang dan manjawab pantun secara Spontanitas.
Apakah Mak Popon Konsisten (Berusaha) Mewariskan Seni Gondang?
Semenjak usia remaja hingga sekarang, Mak Popon tetap konsisten dalam berkesenian terutama Kesenian Tradisional. Selain dari itu Mak Popon juga berusaha untuk memperkenalkan seni Tradisional ke khalayak ramai, khususnya anak – anak dan remaja agar mereka tertarik untuk belajar kesenian Tradisional yang seakan punah terkikis oleh waktu dan zaman. Dalam upayanya Mak Popon, untuk meregenerasi Kesenian Tradisional mendapatkan respon positif dan dukungan dari Bapak Ayi Wiratman sebagai penggiat seni terutama Seni Tradisional. Bentuk dari dukungan tersebut Bapak Ayi Wiratman mendirikan Balai Pinton yang diberi nama “PANGLAYUNGAN BUDAYA” yang beralamat di Kp. Sindanghayu, Rt/Rw. 02/04, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Di dirikannya Balai Pinton PANGLAYUNGAN BUDAYA, bertujuan sebagai wadah untuk mencetak ataupun menciptakan tunas – tunas baru didalam berkesenian Tradisional. Tidak hanya sampai disitu, di Panglayungan Budaya bahkan ada dua Kesenian yang disatukan yaitu Kesenian Gondang dan Kliningan yang dikolaborasikan menjadi satu kesatuan yang dilakukan oleh orang dewasa dan orang tua (seusianya Mak Popon) yang dinamakan “Gondang Panggeuing Rasa”. Mak Popon selain menjadi pelaku seni diapun juga sebagai seorang pembimbing di Balai Pinton tersebut. Dia memiliki anak didik Lima orang, dari lima orang semuanya adalah perempuan, Jadwal yang dilaksanakan yaitu seminggu dua kali, setiap hari Selasa dan hari Minggu.
Sanggar Kesenian Tradisional Gondang Mentas Dimana Saja?
Pementasan Seni Tradisional Gondang bukan hanya dilaksanakan di lingkungan Panglayungan Budaya saja, Seni Tradisional Gondang banyak diundang untuk acara hajatan, penyambutan Bapak Bupati dalam rangka kunjungan kerja ke kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, mengisi acara ulang tahun PGRI dan juga menghadiri undangan acara Olimpiade Olah Raga Tradisional (Ootrad) di kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor Bandung.
Apakah Anggota Sanggar Bisa Hidup Via Mentas Kesenian Tradisional Gondang?
“Tidak” Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, Mak Popon Cs selain daripada berkesenian, mereka juga memiliki pekerjaan yaitu bertani dan berkebun.
Bagaimana Mementaskan Seni Tradisional Gondang Di Era Pandemic?
Di masa Pandemic pementasan Kesenian Tradisional Gondang tetap berjalan, dengan tetap melaksanakan Protokol Kesehatan yang sudah diinstruksikan oleh pemerintah.
Apakah Mak Popon Membutuhkan Sarana Untuk Mentas?
Dalam hal sarana dan prasarana, Mak Popon Cs sangat membutuhkan, dikarenakan memang belum memilikinya sarana pendukung kegiatan mereka, seperti pengeras suara Sound System, earphone, dan properti – properti lain yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tersebut.
Prosesi Jalannya Pertunjukan Gondang Dari Awal Sampai Akhir
Prosesi Jalannya pertunjukan Gondang, yang pertama, pembukaan (Kidung Bubuka) didiringi dengan membacakan mantra Kidung. Kemudian mengucap Salam, sambil meminta izin dan do’a untuk menggondang, supaya diberi kelancaran dan keselamatan. Kemudian masuklah yang disebut Ki Lengser dan Mak Lengser beserta dayang-dayangnya dengan sambil menari dan memilih tempat masing – masing mengelilingi Lisung sambil memegang halu, halu kemudian dimainkan dengan cara di hentakan ke lisung diantara sepuluh sampai lima belas ketukan dilakukan secara berirama sebanyak tiga kali beserta di iringi alat musik yang disebut (Mihiji). Sesudah itu sekarang bagian (Nyait Piring) atau mengambil piring diiringi dengan suara Gamelan, beserta dilakukan gerakan nyiru seperti menampi beras, dilakukan oleh salah satu yang memegang halu yang disebut (Mitilu). Lalu kemudian dua orang kedepan, satu orang melaksanakan yang disebut (Gelenyu) yang satunya lagi memainkan halu dengan lisung sambil diiringi lagu oleh sinden, kemudian proses terakhir Ki Lengser mengajak Mak Lengser naik ke panggung bergabung dengan Sinden dan para Nayaga.
Fungsi Kesenian Tradisional Gondang
Pada tahun sebelum 1950, Kesenian Tradisional Gondang dijadikan ajang untuk mencari jodoh, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, Kesenian Tradisional Gondang sekarang bukan hanya sekedar ajang Pencarian Jodoh tapi juga sebagai hiburan.
Baca juga: Seni dalam kehidupan Manusia
Apakah Anggota Sanggar Bisa Hidup Via Mentas Kesenian Tradisional Gondang?
“Tidak” Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, Mak Popon Cs selain daripada berkesenian, mereka juga memiliki pekerjaan yaitu bertani dan berkebun.