Obrolan santai hari ini bersama seorang Tokoh Masyarakat


Cerita ini sekitar bulan Desember 2018.

Hari ini mumpung lagi tidak ada kerjaan saya ngobrol berbicang-bincang aja dulu aah,, sama salah satu Tokoh di Kampung saya (Kampung Sindanghayu) yang kebetulan Beliau ini mampir sekalian bayar Listrik katanya.

Bila dengan Orang tua ngobrolnya tentunya sekitar kehidupan dan kali ini saya tertarik dengan kehidupan Beliau semasa muda seperti apa, awalnya saya pancing-pancing saja dengan bercerita kehidupan saya selagi diperantauan dan lanjut akhirnya Beliau ini mau bercerita tentang kehidupan Beliau dimasa mudanya.

Aminudin sebagai seorang Tokoh Masyarakat bercerita tentang perjalanan hidupnya di masa muda sampai hari ini, sampai Beliau menjadi seorang Tukang Pijat yang dikenali Orang banyak karena kepintarannya dalam mengobati sakit diakibatkan gamgguan syaraf,  Struk dan lainnya.

Dalam pengobatannya Aminudin yang sering disapa Amin Koba ini menggunakan teknik pengobatannya menggunakan terapi pemijatan dititik-titik syaraf  yang menurut Beliau titik-titik syaraf itu akan dirasakan pada kedua tangannya “bisa dibilang seperti menarik tangannya bahwa disinialah sumber penyakitnya”.

Pengobatan tradisional ini dilakukannya dirumahnya di kampung Sindanghayu desa Cibenda tetapi lebih sering menerima panggilan.

Sebelum menjadi seorang tukang pijat terapi seorang Aminudin adalah dimasa mudanya termasuk Orang yang rajin dalam bekerja dan satu pekerjaannya adalah bertani termasuk menjadi buruh tani, menurut Beliau bahwa kehidupannya berada dibawah garis kemiskinan pada waktu itu, untuk makan saja susah.

Sampai disuatu hari ada yang meminta Aminudin untuk bekerja di sawahnya untuk menuai padi.Menuai padi sawah dulu dengan sekarang tentu jauh berbeda, dengan perkembangan jaman sekarang serba mesin lain dengan jaman dulu, dulu saat menuai padi sawah menurut Aminudin pada awalnya dengan cara, padi yang sudah diarit atas dimasukan kedalam karung atau digulung dengan geribig (Semacam terpal dibuat dari bekas karung yang dijait disambung-sambung) dan dipukul-pukul untuk melepaskan buah padi dari tangkainya.

Related Posts :  Pembayaran tagihan PLN Non Taglis itu apa?

Aminudin terus berpikir setelah menuai padi dengan cara itu sangatlah memakan waktu dan hasilnya kurang memuaskan karena buah padi tidak terlepas semua, dan pada akhirnya seoarang Aminudin menemukan dan mencoba satu cara yaitu menuai padi dengan cara membuat kukumung dari geribig seperti yang sering terlihat disawah pada saat mennuai padi jaman sekarang, dalam kukumung di taroh batu yang dirasa pas lebar dan besarnya.

Padi pun bukan diarit atas lagi tetapi diarit sekitar menyisakan sekitar 10 sampai 20 cm (bagaimana situasi sawahnya) dari batang buahnya dan dikumpulkan lalu dalam posisi berdiri padi di pukulkan ke batu yang sudah disiapkan dan buah padipun lepas dengan sempurna terkumpul didalam kukumung, cara ini menjadi akhir pemikiran Aminudin sebagai satu cara yang efektip cepat dan hasil memuaskan.

Aminudin sindanghayu

Itulah cerita seorang Aminudin sebelum menjadi seorang tukang pijat terapi sekarang ini, menjadi seorang “penemu” cara untuk menuai padi di kampung Sindanghayu desa Cibenda dan dengan berpindah-pindah tempat menjadi buruh menuai padi (bahasa sunda dibuat) dan akhirnya cara itu menjadi menyebar dikalangan petani dari tempat satu ketempat lainnya sampai sekarang.

Dari perbincangan diatas bisa sedikit saya simpulkan bahwasannya kehidupan terus berputar dari jaman ke jaman terus berubah kearah lebih modern semua menggunakan mesin tenaga Manusia seakan-akan tidak dibutuhkan lagi.

Dua perubahan yang saya tangkap dari percakapan diatas satu adalah tentang pengobatan dari tradisional ke pengobatan modern, perubahnnya sangat drastis seperti bisa kita lihat di jaman sekarang ini rumahsakitlah tujuan terakhir Orang sakit.

Perubahan yang kedua adalah peralatan makin canggih menuai padipun sekarang sudah banyak yang menggunakan mesin yang menjamin keefisienannya menghemat waktu dan tenaga, seperti itulah kehidupan yang terus berkembang dari waktu ke waktu jamanpun berlalu dari tradisional ke moderen dari manual ke otomatis, semua itu semoga menjadikan kita lebih baik amiiin. Sekian cerita sehari-hari Agen BRILink hari ini. Tanks to Bapak Aminudin.  

Related Posts :  Cerita Orang Jampang Surade tidak jadi di palak Preman di Jakarta

Updatae:

Bapak Aminudin (Amin Koba) sekarang sudah meninggal, ini adalah obrolan saya terakhir dengan Beliau semasa hidup.

Tinggalkan komentar