Berkebun, adalah satu istilah dalam bidang pertanian dan berkebun bisa diartikan sebagai bertani diatas kebun.Bertani sebagai satu kegiatan pengelolaan lahan atau bila melihat dijaman modern sekarang ini bertani itu banyak macamnya bukan hanya berkebun,mengelola sawah dan lainya yang sipatnya mengelola lahan.
Kebun adalah satu nama lahan atau objek yang akan dijadikan tempat untuk bertani yang berada di darat atau tidak teraliri aliran selokan atau irigasi dalam hal ini bisa dijadikan contoh adalah nga-Huma atau menanam Padi di lahan daratan atau bisa disebut berkebun tadi.
Di masyarakat pedesaan, Huma dan Kebun adalah berbeda, kita ambil contoh di wilayah geopark ciletuh palabuhanratu,Huma adalah lahan daratan yang ditanami Padi dan Kebun adalah lahan daratan yang ditanami selain komoditas Padi.Bila dilihat tempat atau lahannya dan cara penanamannya tidak jauh berbeda, sama-sama di atas daratan tentu masyrakat yang tidak tahu akan istilahnya yang berbeda akan menganggap sama antara Huma dan Kebun.
Ini adalah satu budaya yang harus dijaga sebagai satu warisan nama untuk satu istilah Di Widang Tatanen Urang Lembur khususnya yang ada di Geopark Ciletuh ini.
Bila tidak dijelaskan kepada anak cucu kita atau masyarakat yang tidak tahu akan hal ini” apa yang akan terjadi? sudah barang tentu Huma dan Kebun yang oleh Orang terdahulu beda akan dianggap sama.
Dalam poses Ngahuma dan Berkebun tidak jauh berbeda dan uniknya proses demi proses sampai menjadi Huma atau Kebun yang siap ditanami mempunyai istilah-istilahnya masing-masing seperti yang diawali dengan istilah :
Istilah dalam berkebun / Huma
Ngabukbak
Adalah membuka lahan daratan atau kadang kala hutan yang masih banyak pepohonan yang akan di jadikan lahan bertani seperti Huma dan Kebun.
Dalam poses Ngahuma atau menanam padi di ladang dan Berkebun tidak jauh berbeda, dan uniknya proses demi proses sampai menjadi Huma atau Kebun yang siap ditanami mempunyai istilah-istilahnya masing-masing seperti yang diawali dengan istilah Nyirian (Nyirian adalah istilah menentukan lahan yang akan digarap atau memberi tanda bahwa lahan tersebut sudah ada yang memiliki atau bertuan.Istilah ini sekarang tidak berlaku untuk dibeberapa daerah karena lahan sudah ada yang memiliki.Istilah ini pada jaman dulu ada karena tanah masih banyak tidak bertuan).
Huma masih ada sebagai tradisi di pedesaan sebagai contoh di kampung Sindanghayu desa Cibenda Huma masih banyak tersebar dibeberapa tempat sebagai sarana untuk menanam Padi darat selain menanam padi darat banyak juga yang memanfaatkan lahan huma nya dengan tanaman lain yang bisa tumbuh tanpa mengganggu tanaman utama yaitu Padi, sebagai contoh ada yang menanam Padi ketan di sela-sela padi biasa atau pada garitan selain Padi ketan atau sering disebut juga Padi Marus ada juga dengan tanaman Wijen,Kacang-kacangan,Jagung dan untuk dipinggiranya biasanya ditanami Hanyeuli dan lain sebagainya.
Pada prosesnya nga-Huma tidak semudah membalikan telapak tangan banyak proses yang harus dilewati dengan istilah-istilah yang berbeda kita awali saja dengan mistilah Ngabukbak atau membuka lahan, istilah ngabukbak untuk dijaman sekarang kayanya sudah tidak dipake karena Ngabukbak adah istilah untuk membuka lahan hutan yang nantinya akan dijadikan tempat bercocok tanam.
Ngabaladah
Adalah merapikan lahan atau tempat yang hasil ngabukbak
Nyacar
Nyacar Adalah membersihkan lahan yang akan dijadikan tempat bertani seperti Huma atau menanam padi di ladang,kebun palawija dan lainnya (Istilah ini diterapkan pada lahan yang sudah pernah digarap)
Membersihkan lahan untuk dijadikan lahan tempat bercocok tanam ini akan dilakukan oleh para petani di awal sebagai satu kegiatan dalam memulai membuka lahan setelah lahan yang pada awalnya adalah hutan yang sudah dibukbak dan sudah pernah ditanami dan akan ditanami kembali.
Istilah ini sebenarnya pada prakteknya hampir sama dengan ngabukabak tetapi mungkin hanya dibedakan oleh alat atau pekakas yang digunakan lebih kecil seimbang dengan pohon-pohon yang akan dibersihkan lebih kecil dan kebanyakan adalah rumput-rumput, berbeda dengan dengan istilah ngabukbak yang dibersihkan adalah masih dalam keadaan hutan dengan pohon-pohon besar dengan peralatan lebih besar pula.
Istilah ini juga dimungkinkan akan berbeda nama di beberapa daerah tetapi pada pelksanannya sama saja.
Adalah membersihkan lahan yang akan dijadikan tempat bertani(Istilah ini diterapkan pada lahan yang sudah pernah digarap)
Babad
Babad Adalah hampir sama dengan Nyacar bedanya hanya di pekakas yang digunakan dan tenaga yang dikeluarkan,Nyacar sering digunakan adalah pekakas yang lebih kecil dan pada prakteknya yang dibersihkan adalah seperti rumput ilalang dan pohon-pohon kecil, dan Babad pekakas yang digunakan adalah pekakas yang lebih besar dan tenaga pun dikeluarkan lebih besar.(Istilah ini diterapkan pada lahan yang sudah pernah digarap).
Seperti pada gambar diatas itu adalah contoh para Petani sedang Babad lahan kembali yang sebelumnya lahan ini sudah ditanami dan akan kembali ditanami lagi dengan jenis tanaman yang biasanya sama dengan yang sebelumnya. Bila sebelumnya lahan ini ditanami Padi Huma maka setelah lahan ini dibersihkan dan siap ditanami pun sama akan kembali ditanami Padi Huma.
Lahan Pertanian dari baru di Bukbak atau dibuka dari yang awalnya hutan dan kemudian menjadi lahan Pertanian biasanya bagus ditanami Padi untuk 3 atau 4 kali panen saja dan selanjutnya setelah lahan kurang bagus lagi untuk ditanami Padi Huma karena kualitas tanah berkurang akan diganti dengan tanaman Palawija lainnya seperti Pisang, Kacang Tanah dan yang lainnya yang lebih tahan. Selanjutnya kalau didaerah saya tanaman seperti Pisang dan Kacang Tanah atau yang lainnya itu hanya menunggu tanaman yang lebih besar tumbuh dan setelah itu lahan akan kembali menjadi hutan pepohonan besar yang produktif.
Dengan seiring waktu yang tadinya lahan ditanami Padi Huma atau Palawija akan kembali menjadi Hutan dengan Pohon-Pohon yang memang tumbuh bukan dengan sendirinya tetapi sengaja ditanam dengan tujuan suatu saat nanti setelah besar bisa meghasilkan / dijjual. Pohon-Pohonya dijual maka lahan akan kembali dibersihkan dan akan ditanami kembali dengan tanaman jenis Padi begitulah terus menerus.
Penanaman Pohon-Pohon besar yang Produktif tujuannya adalah selain menghasilkan dan juga untuk mensiasati mengembalikan tanah supaya menjadi subur lagi seperti awal pada pembukaan lahan pada pertama kali.
Ngahuru
Adalah membakar rumput atau pohon yang sudah dibabad atau hasil nyacar
Ngahuru Adalah istilah membakar rumput atau pohon kecil yang sudah dibabad atau hasil nyacar oleh para Petani sebelumnya. Pembakaran dilakukan setelah pohon ataupun hasil babad dan nyacar mengering.
Sebelum pembakaran atau istilahnya dihuru dilakukan, hasil babad dan nyacar dikumpulkan terlebih dahulu dengan posisi memanjang tidak dikumpulkan pada satu titik cara ini untuk menghindari api pembakaran tidak terlalu besar.
Hasil pembakaran akan menjadi pupuk yang bisa ditanami tanaman jenis lain selain Padi seperti jagung dan timun dan yang lainnya.
Ngadurukan
Ngadurukan Adalah hampir sama dengan ngahuru bedanya kalau Ngadurukan membersihkan sama dengan cara dibakar, Ngadurukan adalah membakar sisa Ngahuru dan harus dikumpulkan dulu baru dibakar sampai bersih.
Setelah proses Ngahuru tentunya masih banyak sisa pembakaran seperti ranting-ranting yang masih basah, ranting atau pohon lebih besar tidak akan sekaligus habis dalam satu pembakaran disinilah istilah Ngadurukan diterapkan.
Ngadurukan, Ngahuru bila diartikan tentu akan sama saja tetapi yang membedakan bila diterapkan pada proses Ngahuma oleh Petani menjadi dibedakan, prosesnya seperti tersusun tidak tumpang tindih semisal;
- Nyirian
- Proses ini adalah dilakukan dan termasuk pada perencanaan pembukaan lahan pertanian yang akan digarap. Nyirian sebagai istilah pada jaman dulu pada saat masih banyaknya lahan yang belum tergarap atau tidak ada Pemiliknya. Kalau pada jaman sekarang Nyirian lebih kepada untuk pembukaan lahan tumpangsari karena yang digarap adalah kebanyakan Tanah Perkebunan sebelum tanaman bertumbuh besar seperti perkebunan karet.
- Ngabukbak
- Proses setelah Nyirian
- dan seterusnya
Ngadurukan adalah sama artinya dengan membakar yang membedakan seperti yang saya sebutkan diatas hanya penempatan istilahnya saja oleh para Petani.
Macul
Macul adalah satu istilah didalam pertanian berbahasa Sunda. Macul adalah cara mengolah lahan dengan Cangkul.
Istilah ini digambarkan seperti diatas terlihat Petani sedang melakukan pencangkulan lahan dan diikuti oleh para wanita yang akan membersihkan hasil cangkulan, memisahkan antara rumput-rumput dengan tanah.
Istilah Macul bukan hanya yang sipatnya pertanian didarat dipertanian sawah pun sering dilakukan apalagi dulu sebelum ada yang namanya traktor pembajak. Cangkul akan tetap dibutuhkan karena memang yang namanya pertanian tidak akan bisa lepas pada pekakas ini.
Pacul atau Cangkul terdiri dari lempengan besi tipis dengan ketebalan paling umum adalah dengan ujung dibuat sedikit tajam dan ketebalannya semakin kebelakang semakin tebal sekitar sampai 5 ml dan diberi lubang. Gunanya lubang adalah untuk memasukan ujung gagang dan dikencangkan yang nantinya akan digunakan sebagai pegangan tangan sipengguna.
Doran Pacul atau gagang Cangkul terbuat dari kayu yang diolah sesuai dengan keinginan penguna dan kebanyakan Doran Pacul dibuat melengkung dan kayunya pun dihaluskan. Kayu yang digunakan adalah kayu pilihan dengan kontur kuat dan untuk membuatnya diperlukan keterampilan supaya terlihat indah dimata.
Cara mnggunakan Cangkul adalah dengan cara memegang gagang atau bila kata Orang Sunda namanya Doran Pacul dengan kedua tangan, satu tangan memegang ujung Doran Pacul dan satu tangan lagi berada ditegah agak keatas Doran dengan posisi dilonggarkan, lalu Cangkul diayunkan dan dijatuhkan pada tanah yang akan kita Cangkul.
Pekerjaan mencangkul bisa dibilang pekerjaan yang memang memerlukan tenaga extra apalagi bila tanah yang digarapnya adalah tanah keras terutama ditanah yang kering.
Pekerjaan mencangkul lebih kepada mengunakan tenaga kedua belah tangan, tetapi untuk seluruh badan akan tergerakan juga.
Ngawuluku
Ngawuluku Adalah satu cara mengolah lahan dengan tenaga Sapi dan sejenisnya atau dijaman sekarang pakai traktor, ini bisa dilakukan dilahan sawah dan huma bhakan ladang atau kebun yang akan dikelola atau diolah.
Nemprang
Adalah menghaluskan tanah yang masih GULUNTUNGAN hasil Macul dan pekakasnya sama menggunakan cangkul tapi dengan cara yang agak berbeda, nemprang ayunan cangkulnya lebih ringan.
Ngarag
Ngarag Adalah membersihkan,mengumpulkan,membakar atau membuang akar-akar sisa dilahan hasil Nemprang dan biasanya ini dilakukan oleh para wanita mengikuti yang nemprang oleh pria.
Ngagaritan
Ngagaritan Adalah membuat garis di tanah dengan batok kelapa (Salah satunya) yang ditempel ke batang kayu dan ditarik hingga batok menarik tanah kira-kira dalamnya -+2-3 CM dan membuat kotak-kotak persegipanjang diperkirakan -+4Mx2M kalau panjangnnya terkadang bisa lebih dan garis-garis ini disebut Garitan, garitan sering ditanami seperti jagung,kacang,Padi Marus atau ketan dan lainnya selain padi Huma yang diutamakan sebagai penyela atau batas garitan yang nantinya akan hilang.Ngagaritan dengan batok dan memberi garis pada tanah kayanya makin hilang diganti dengan kumpulan jerami yang diharapkan nantinya akan busuk dan menjadi pupuk organik.
Ngaseuk
Ngaseuk Adalah membuat lubang di tanah lahan yang sudah dibersihkan menggunakan kayu bulat dengan panjang disesuaikan dengan tinggi yang akan menggunakannya atau -+1,5M diameter kayu selingkar genggaman tangan pekakas ini disebut Aseuk.Ngaseuk mengikuti garitan yang sudah dibuat, setiap garitan dikerjakan oleh satu Orang tukang Ngaseuk(Para Pria)dan di ikuti oleh Tukang Muuhan (Para wanita).
Muuhan
Muuhan Adalah memasukan benih atau bibit ke lubang aseuk dilakukan oleh para wanita.
Ngamalir
Adalah membuat jalan air atau selokan kecil dilahan garapan supaya air tidak mengganggu tanaman nantinya.
Ngagemuk/Ngaberak
Ngagemuk/Ngaberak Memberikan pupuk pada tanaman padi atau lainnya.
Nyaangan
Membersihkan rumput yang tumbuh disela-sela tanaman bisa dengan tanpa pekakas hanya menggunakan tangan
Adalah sama dengan Nyaangan menggunakan pekakas Cungkir
Marilah mengenal istilah-istilah para Petani Padi Huma yang dilakukan oleh Suku Sunda di Jawa Barat berikut adalah diantaranya:
Ngoyos
Ngoyos adalah istilah dalam Bahasa Sunda bagi Petani Padi darat atau Padi Huma. Ngoyos menggunakan satu pekakas yang diberi nama Cungkir. Bahasa Ngoyos tidak jauh beda dengan istilah-istilah lainnya yang ada di Huma diantaranya istilah kata ang terkait dengan Ngoyos adalah:
Nyaangan
Nyaangan ataubila dalam Bahasa Indonesianya membersihkan. Untuk istilah membersihkan (Nyaangan) ini adalah membersihkan rumput yang tumbuh disela-sela Tanaman Padi ataupun apa saja yang mengganggu pada tumbuhnya Padi bisa dengan dengan menggunakan pekakas ataupun tidak menggunakan Pekakas karena dalam hal ini adalah sipatnya yang menghalangi atau yang mengganggu tanaman Padi, tidak selalu harus menggunakan Pekakas dengan tanganpun masih bisa bila hanya menyingkirkan sesuatu seperti dedaunan ranting-ranting pohon yang jatuh disekitaran tumbuhnya Padi. Bagi Suku Sunda kata Nyaangan memiliki arti kata yang luas bisa diterapkan dimana saja.
Ngored
Ngored juga adalah membersihkan lahan bisa diartikan tidak jauh beda dengan Babad, Nyacar sama menggunakan pekakas tetapi hanya beda pada penempatan bahasa atau istilah saja. Ngored bisa di istilahkan diartikan lebih luas seperti membersihkan kebun,Huma,Ladang bahkan bisa membersihkan pekarangan rumah dan lainnya.
Nyemprot
Adalah membasmi hama tanaman pake jerigen pompa.
Tungu
Adalah menjaga Kebun atau Huma yang ditanami misalnya padi dari pengganggu seperti hewan dan lainnya
Dibuat / Manen
Dibuat / Manen Adalah menuai bila dalam padi,atau memetik hasil dari proses bertani yang sudah dilakukan.
Ngetem
Adalah menuai padi manual dengan tangan memakai pekakas dinamakan Etem pada prakteknya batang atau ranggeuyan padi dipotong satu persatu
Ngirik
Ngirik Adalah memisahkan batang dengan buah padi Huma yang sudah di panen dengan cara di injak-injak proses ini dilakukan pada padi huma yang disebut dengan istilah heucak.
Moe
Moe adalah menjemur mengeringkan Padi hasil panen dibawah terik matahari.
Nutu
Sebelum Nutu tentu dilakukan pengeringan padi dulu yang disebut Moe Adalah mengeringkan Padi hasil panen. Nutu adalah menumbuk padi menjadi beras.
Istilah-istilah yang ada di Huma dan Kebun diatas adalah hanya beberapa istilah yang bisa dirangkum disini, sebenarnya masih banyak lagi istilah-istilah yang harus diketahui tetapi keterbatasan pengetahuan dan harus terus dikaji dari sumber yang bisa dipercaya yaitu para Orang tua terdahulu yang masih ada dan beliau mengetahui akan hal ini.