Roti John yang dulunya hanya ada di Surabaya kini merambah ke kota lainnya termasuk ibukota Jakarta. Kalau ditelusuri lebih jauh, Roti John sebenarnya merupakan cemilian atau street food favorit di Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Roti John terdiri dari roti yang sudah ditumis dengan mentega kemudian diisi dengan telur, daging cincang, sayuran, sosis, hingga keju. Karena ukuran roti yang cukup panjang maka cemilan ini juga kadang disebut sebagai Roti Long John.
Ada banyak macam versi tentang asal-usul Roti John ini. Pertama dari seorang pedagang kaki lima India di Singapura yang bernama Abdul dan sering kali memanggil warga asing dengan nama John. Teori lainnya adalah Roti John sudah dijual di Sembawang, sekitar tahun 1960-an dimana roti dengan isi omelet dan daging cincang menggantikan burger yang tidak dijual di daerah tersebut.
Bagi yang ingin memulai usaha ini, ini merupakan peluang bisnis yang cukup besar karena selain menyediakan cemilan yang mengenyangkan dan menyehatkan, untuk mendapatkan bahan utamanya pun tidaklah susah karena bisa didapatkan di swalayan maupun pasar dengan harga yang terjangkau. Bahkan untuk proses pembuatannya pun juga tidak susah.
Asumsi perincian pembelian bahan-bahan
Berikut asumsi perincian pembelian bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Roti John:
Bahan | Total Harga |
---|---|
600 buah roti | Rp 2.400.000,- |
Margarin 1 kg | Rp 50.000,- |
Saos 4 kg | Rp 72.000,- |
Cabai merah 2 kg | Rp 100.000,- |
Merica bubuk 1 kg | Rp 65.000,- |
Mayones 1 kg | Rp 25.000,- |
Sayuran | Rp 100.000,- |
5 piring telur (150 butir) | Rp 225.000,- |
Cabai rawit 2 kg | Rp 80.000,- |
2 kg daging sapi | Rp 180.000,- |
Garam | Rp 10.000,- |
Keju mozzarella 5 kg | Rp 500.000,- |
Bawang bombay 2 kg | Rp 36.000,- |
5 tabung gas 3kg | Rp 125.000,- |
Kertas bungkus | Rp 35.000,- + |
Total | Rp 4.003.000,- |
Asumsi perincian pembelian alat-alat
Berikut asumsi perincian pembelian alat-alat yang digunakan untuk membuat Roti John:
Alat | Total Harga |
---|---|
Kompor gas kecil | Rp 200.000,- |
Peralatan masak | Rp 300.000,- |
Booth | Rp 2.000.000,- + |
Total | Rp 2.500.000,- |
Asumsi perincian beban selama menjalankan bisnis
Berikut asumsi perincian beban selama menjalankan bisnis Roti John dalam sebulan:
Beban | Total Harga |
---|---|
Gaji karyawan | Rp 2.000.000,- |
Biaya sewa tempat dan listrik | Rp 2.000.000,- |
Biaya tak terduga | Rp 1.000.000,- + |
Total | Rp 5.000.000,- |
Asumsi pendapatan selama menjalankan bisnis
Sekarang mari kita hitung asumsi pendapatan selama menjalankan bisnis Roti John dalam sebulan:
Penjualan harian dengan asumsi harga per roti sebesar Rp 35.000,-
20 roti x Rp 35.000,- = Rp 700.000,-
Total penjualan sebulan = 30 hari x Rp 700.000,- = Rp 21.000.000,-
Laba bersih bulan pertama:
Total penjualan bulanan – (pembelian bahan + pembelian alat + beban setiap bulan)
Rp 21.000.000,- – (Rp 4.003.000,- + Rp 2.500.000,- + Rp 5.000.000,-)
Laba bersih = Rp 9.497.000,-
Keuntungan yang didapat sudah bisa menutup kembali modal awal yang digunakan.
Laba bersih bulan berikutnya:
Total penjualan bulanan – (beban setiap bulan + pembelian bahan)
Rp 21.000.000,- – (Rp 4.003.000,- + Rp 5.000.000,-)
Laba bersih = Rp 11.997.000,-
Tentu biaya-biaya di atas masih hanya sekedar asumsi. Tetapi jika benar-benar direncanakan dengan baik, maka bukan tidak mungkin usaha Roti John menjadi sumber pendapatan yang patut dicoba, apalagi jika dibarengi dengan strategi pemasaran yang baik dan inovasi-inovasi yang unik. Namun jika memang tidak mau repot-repot dengan masalah promosi dan hal-hal lainnya, tentunya bisa membeli franchise dari merek Roti John yang sudah terkenal sebelumnya sehingga pemilik cukup tinggal menjalankan usaha ini sesuai dengan prosedur yang sudah ada.
Bila ngomongin kuliner tentu Indonesia tidak akan ada habisnya seperti yang satu ini ada yang namanya rendang, rendang di Indonesia banyak macamnya bukan hanya satu ini juga bisa mejadi peluang bisnis kuliner yang menjanjikan bila ditekuni dan dijalankan dengan sungguh-sungguh.